Selasa, 01 April 2014

Menyayangimu, Sebagai Masa Lalu Yang Menjadi Pelajaran Bagiku Sekarang

Surat ini diikutsertakan untuk lomba #SuratUntukRuth novel Bernard Batubara

Aku membencimu? Tidak. Masih memikirkanmu? Sesekali. Masih menyayangimu? Sebagai masa lalu yang menjadi pelajaran bagiku, ya.

Dan itulah, apa yang aku rasa 5 atau 6 tahun yang lalu. Rasa kagum yang tak kunjung padam. Sebagai penyemangat berangkat sekolah untuk anak-anak yang masih berseragam putih biru.

Dan itulah, untuk pertama kalinya dalam hidup menyatakan perasaan terlebih dulu. Meski ada rasa malu yang tak terungkapkan. Tapi rasa kelegaanlah yang menyeruak kala itu.

Dan itulah, respon yang tak sesuai harapan namun masih menyenangkan batin ini, darimu. Benar-benar suatu hal yang tak terduga saat itu.

Dan itulah, ketika rasa ini terbalas. Melalui proses lucu anak SMP. Nada kocak nan tegasmu, jawaban malu-malu, kaget, dan bingung dariku. Sangat menggelikan.

Dan itulah, pertama kalinya, merasakan hal bernama pacaran. Kamu bak teman, sahabat, dan pacar dalam 1 tubuh. Menghabiskan waktu ngobrol berjam-jam lewat telepon rumah. Cinta monyetnya anak SMP yang malu-malu, yang lebih berani ngobrol lewat telepon ketimbang ngobrol langsung. Sungguhnya, itu hal yang membahagiakan ;')

Dan itulah, saat kejadian menjengkelkan, menyedihkan, dan membekas itu terjadi. Ketika apa yang aku rasa berbeda dengan apa yang kamu katakan. Ketika semua penjelasanku hanya angin di hadapanmu. Ketika kamu lebih mendengar orang lain, tanpa mau mendengar satu patah kata pun dariku.

Dan itulah, pelajaran berharga yang aku dapatkan. Meski mata ini pernah tak mau berhenti mengeluarkan air asinnya. Walau perut ini pernah kalap memakan 3 mangkuk nasi soto. Dengan kado dan tangis di 14-ku, aku terima.



Surabaya, 1 April 2014
23:38
R.Y.I.~